The Importance of Upgrading Your Electrical Wiring Accessories in the USA

Electrical wiring accessories are an essential part of any residential or commercial electrical installation. They are used to connect, control, and protect electrical connections and appliances to…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




APA ITU VUCA?

Perkembangan zaman dan globalisasi terjadi sangat cepat sekarang ini. Hal tersebut terjadi akibat ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat. Dalam menyikapi perubahan yang sangat cepat tersebut, muncullah sebuah istilah yang disebut VUCA.

VUCA merupakan sebuah akronim dari Volatile, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. VUCA digunakan sebagai cara pandang dalam dunia yang perubahannya terjadi dengan sangat cepat.

Volatile memiliki arti perubahan yang dapat terjadi terus menerus dan bahkan perubahannya bersifat ekstrem. Dalam menghadapi lingkungan yang volatile, diperlukan berbagai kebijakan baru yang dapat menyesuaikan dengan masalah yang ada (tidak bisa menggunakan cara-cara lama untuk menghadapi lingkungan yang volatile).

Uncertainty memiliki arti sesuatu hal tidak bisa kita ketahui secara utuh. Contohnya saat kita mengambil suatu keputusan, hasil akhirnya tidak dapat kita ketahui secara pasti (banyak faktor lain yang memengaruhi hasil). Oleh karena itu, saat kita akan mengambil tindakan, kita harus memikirkan semua hal yang dapat terjadi dan apa akibatnya. Selain itu, dibutuhkan “experiment” agar kita benar-benar bisa tau pilihan mana yang terbaik.

Complexity memiliki arti semua hal memiliki interkonektivitas satu sama lain dan memiliki saling ketergantungan antar komponen. Dalam lingkungan Complexity, kita tidak bisa tau hal apa yang terjadi bila kita mengambil suatu keputusan, karena komponen nya saling terhubung satu sama lainnya.

Ambiguity memiliki arti suatu hal dapat bermakna berbeda apabila dilihat melalui perspektif yang berbeda. Tidak ada yang benar dan salah, hanya perbedaan cara pandang seseorang terhadap suatu hal/permasalahan yang ada. Dalam menyelesaikan masalah yang ada, agar tidak terjadi ambiguity, diperlukan cara berpikir sesuai konteks masalah tersebut.

Tahun 2020 ini seluruh dunia sedang mengalami sebuah Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan sebuah tantangan masa depan yang dapat kita tinjau dari konsep VUCA.

Seperti kita ketahui bersama, kasus pertama Covid-19 ditemukan di Provinsi Hubei, China. Orang pertama yang diduga terinfeksi Covid-19 terdeteksi pada 17 November 2019, ia adalah seseorang yang berusia 55 tahun. Setelah itu, mereka menemukan sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27. Kasus harian pun terus meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember.

Pada 27 Desember, Dr Zhang Jixian, kepala departemen pernapasan di Rumah Sakit Provinsi Hubei, melaporkan kepada pejabat kesehatan di China bahwa virus corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19; pada hari itu, telah menginfeksi lebih dari 180 orang. Hal ini dapat kita lihat bahwa penambahan kasus baru orang yang terinfeksi penyakit Covid-19 meningkat dengan sangat cepat dan bisa berubah-ubah setiap harinya. Begitu pula di Indonesia, penambahan jumlah kasus penyakit Covid-19 juga terjadi dengan cepat dan berubah ubah setiap harinya.

Dalam menyikapi berubah-ubahnya jumlah penambahan kasus Covid-19 di Indonesia, maka diperlukan kebijakan yang berbeda-beda. Contoh saat kasus Covid-19 menurun di suatu daerah, maka pemerintah daerah tersebut akan melakukan kajian apakah PSBB bisa diturunkan statusnya menjadi new normal atau belum. Begitu sebaliknya, apabila kasus meningkat maka pemerintah daerah harus memikirkan opsi memberlakukan kembali PSBB. Hal tersebut harus dilakukan pemerintah agar keadaan ekonomi di suatu daerah tersebut tidak semakin menurun. poin-nya, dalam berbagai situasi yang berbeda-beda, maka diperlukan juga solusi yang berbeda-beda agar solusi tersebut dapat menjadi relevan terhadap masalah yang ada.

Covid-19 merupakan suatu virus yang tidak dapat kita lihat secara langsung bagaimana bentuknya. Bayangkan kita berperang dengan sesuatu yang tidak dapat kita lihat secara langsung bentuknya.Segala upaya telah pemerintah kita upayakan: PSBB, social distancing, wajib masker, Work From Home, School From Home, kartu Pra-kerja, dll. Tetapi semua upaya tersebut terlihat seperti tidak memiliki hasil; kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat,angka pengangguran meningkat,dll.

Inilah yang kita sebut Uncertainty. Kita tidak bisa melihat gambaran secara utuh, bagaimana sebuah kebijakan dapat berdampak di masyarakat. Kita juga tidak bisa mengetahui secara pasti kapan Pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Apakah saat ditemukan vaksin makan otomastis Pandemi Covid-19 ini akan berakhir? Jawabannya bisa iya dan tidak. Iya pandemi akan berakhir apabila virus tersebut tidak bermutasi menjadi semakin kuat dalam menginveksi, dan belum akan berakhir apabila ternyata virus Covid-19 bermutasi dan menajdi semakin kuat dalam menginveksi.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa kia tidak bisa melihat suatu hal secara jelas, pasti,dan utuh.

Covid-19 adalah sebuah penyakit yang menyerang bagian pernafasan. Tetapi bisa kita lihat bersama, Covid-19 bukan saja menyerang sektor kesehatan, hampir semua sektor terkena dampak akibat kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya untuk menanggulangi Pandemi Covid-19 ini.

Sektor perekonomian sudah jelas terdampak. Adanya kebijakan PSBB membuat banyak toko-toko harus tutup, karyawan dirumahkan sebagai upaya perusahaan untuk memotong biaya, kegiatan pariwasata ditutup mengakibatkan hilangnya devisa dan mata pencaharian orang yang bekerja di sektor pariwisata, kegiatan ekspor-impor terganggu akibat ada negara yang menerapkan lockdown.

Di sektor keamanan, Pandemi Covid-19 mengakibatkan kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia meningkat. Sedangkan di sektor sosial, Pandemi Covid-19 membuat pertemuan sosial antar sesama manusia harus dibatasi untuk mencegah terjadinya penularan penyakit Covid-19. Pada akhirnya semua sektor terdampak akibat Pandemi Covid-19 ini.

Complexity juga terjadi dalam pengambilan keputusan apakah suatu daerah akan menerapkan PSBB atau tidak. Apabila daerah tersebut memberlakukan PSBB maka angka penyebaran Covid-19 diharapkan bisa ditekan, namun mengorbankan berbagai sektor lain. Di lain sisi, apabila suatu daerah memilih tidak memberlakukan PSBB, maka sektor perekonomian di daerah tersebut tidak terganggu, namun angka penyebaran Covid-19 akan bertambah.

Dari contoh-contoh tersebut di atas, dapat dengan jelas kita simpulkan bahwa Pandemi Covid-19 ini adalah suatu masalah yang sangat kompleks, sangat memiliki ketergantungan antarsektor yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan pengambilan keputusan yang bijak dan koordinasi yang baik antar pemangku jabatan.

Banyak pro dan kontra yang beredar tentang kebenaran adanya penyakit Covid-19 ini. Banyak pihak yang mengnggap bahwa Covid-19 ini hanyalah sebuah virus buatan agar berbagai kepentingan bisnis di bidang medis dapat berjalan dengan baik. Banyak juga orang yang menganggap Covid-19 benar-benar sebuh penyakit yang mematikan.

Hal tersebut dapat kita sebut Ambiguity, tetapi menurut saya pribadi penyakit Covid-19 tidak bisa kita sebut sebagai ambiguitas, karena sudah jelas banyak orang yang menjadi korban penyakit tersebut. Apapun latar belakang darimana penyakit tersebut berasal (buatan China, buatan Amerika, bom biologis, permainan bisnis) apapun itu tetap saja tidak bisa menghilangkan fakta bahwa sudah banyak orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Ambiguity tidak bisa kita hindari karena banyaknya perspektif orang dalam melihat suatu permasalahan, yang terpenting kita harus melihat suatu permasalahan sesuai dengan konteksnya dan kita harus bisa menghargai pendapat/perspektif orang lain. Jangan sampai kita memaksakan cara pandang kita terhadap cara pandang orang lain dan jangan sampai cara pandang kita akan suatu hal memberikan kerugian bagi orang lain.

Dalam zaman yang berkembang semakin cepat, diperlukan pemahaman terhadap VUCA dan cara mengatasi masalah-masalah yang ada di masa depan.

#TantanganMasaDepan #DuniaVUCA #OSKMITB2020 #TerangKembali

Nama : Samuel Krismawan

NIK : 16720082 / FTI

Add a comment

Related posts:

How Often Should You Talk To Your Therapist To Feel The Benefits?

Fast-performing anti-nervousness medication help with quick-term relief, however in addition they have the potential to cause dependency, so ideally they’d be used quick time period. This class…

What Surfing Taught Me About Grief and Guilt

For the last month or so, most mornings have begun with a cup of tea in bed while I log on to local webcams. There are four permanently monitoring the beaches near my apartment. If the surf looks…

Home Learning During the Crisis

Most of us parents are scrambling around family routines and schoolwork wherever schools have closed. One fundamental starting point for staying grounded is this: Children will all get caught up when…